Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Cara Mendapatkan Ridho Allah
Senin, 25 Maret 2019

Cara Mendapatkan Ridho Allah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 15 Rajab 1440 H / 22 Maret 2019 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jum’at: Cara Mendapatkan Ridho Allah

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ikhwatal Iman, Sidang Jum’at Rahimakumullah,

Setiap Mukmin, yang ia harapkan dan yang paling besar pengharapannya adalah mendapatkan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena keridhoan Allah baginya segala-galanya. Sebab apabila Allah ridho kepadanya, maka Allah pasti berikan kepadanya berbagai macam inayah, taufik, rahmat dan kasih sayangNya. Sebaliknya apabila Allah murka kepadanya, maka apalah kehidupannya untuk manfaat di dunia dan akhiratnya? Sebab kalau Allah murka Allah pasti halangi dirinya dari rahmat dan hidayahNya.

Maka seorang Mukmin berusaha sekuat tenaga mencari ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam setiap gerak-gerik hidupnya, dalam setiap aktivitasnya, karena tujuan hidupnya memang akan kembali kepada Allah Jalla wa ‘Ala.

Ada sebuah amal yang apabila kita amalkan dan kita jaga akan menjadi halal keridhoan Allah kepada kita.

Disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ أَوْ إِنْسَانٍ أَوْ عَبْدٍ يَقُولُ حِينَ يُمْسِي وَحِينَ يُصْبِحُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah seorang Muslim atau manusia atau seorang hamba berkata ketika menjelang sore dan pagi hari; “Radhiitu billahi rabba wabil islaami diina wabimuhammadi nabiyya (aku ridho kepada Allah sebagai Robbku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Nabi), kecuali Allah berhak untuk meridhoinya pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah)

Saudaraku sekalian, ucapan ini ucapan yang sangat ringan di lisan kita namun pahalanya sangat besar dan maknanya pun sangat dalam sekali. Seseorang hamba yang berkata:

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا

“Aku ridho Allah sebagai Rabb”

Pernyataan yang membutuhkan pada konsekuensi ketika ia menyatakan “aku ridho Allah sebagai Rabbku.” berarti dia harus hidup dengan ketentuan-ketentuan yang Allah tentukan dalam hidupnya, dengan semua takdir yang Allah berikan kepadanya dan dia yakin bahwasanya semua yang Allah tentukan untuk dirinya itu yang terbaik dalam hidupnya. Karena ia yakin bahwa Allah tidak mungkin mendzalimi hamba-hambaNya.

Ketika ia berkata “Aku ridho Allah sebagai Rabb”, berarti dia sudah siap untuk senantiasa Sami’na wa Atha’na kepadaNya, untuk senantiasa patuh dan tunduk kepada semua perintah-perintahNya, dan siap untuk menjauhi larangan-laranganNya. Dia yakin bahwa semua perintah Allah pasti maslahat dalam hidupnya, dia yakin pasti semua larangan-larangan Allah mengandung mudzarat yang besar dalam hidupnya. Maka ia senantiasa tunduk dan patuh karena ia ridho Allah sebagai Rabbnya yang ia senantiasa taati dalam hidupnya.

Berbeda dengan orang yang ucapannya berakata “Radhiitu billahi rabba”, tapi ternyata ia lebih ridho hawa nafsu sebagai pengaturnya, ia lebih ridho untuk diatur oleh selain Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalah, ia lebih riha dengan syahwatnya, maka ia tidak akan tunduk kepada Allah. Maka hakikatnya orang ini berkata secara dusta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا

“Aku ridho Allah sebagai Rabb”

Maka kita senantiasa ridho dengan shalat-shalat kita, kita ridho ketika mendengarkan adzan untuk senantiasa mendirikan shalat dan kemudian pergi ke masjid dengan penuh keridhoan dan kegembiraan karena kita ridho Allah sebagai Rabb kita, satu-satunya Dzat yang berhak disembah. Maka kita tidak ridho apabila Allah disekutukan, kita tidak ridho kepada Tuhan-Tuhan yang disembah selain Allah, karena kita hanya ridho Allah satu-satunya Dzat yang berhak disembah. Karena Allah tidak melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada yang sebanding dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا

“Aku ridho Islam sebagai agama”

Keridhoan yang berkonsekuensi ia berusaha untuk menjalankan semua syariat Islam dalam hidupnya, dalam pakaiannya, dalam makannya, dalam aqidahnya, dalam ibadahnya, bahkan dalam seluruh sisinya ia ingin mengaplikasikan Islam. Ia merasa senang bahkan ia merasa bangga Islam sebagai agamanya. Karena itulah agama yang diridhoi oleh Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّـهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran[3]: 19)

Allah berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٨٥﴾

Barangsiapa yang mencari agama selain Islam, tidak akan diterima oleh Allah. Dan pada hari kiamat nanti ia termasuk orang-orang yang merug.” (QS. Ali-Imran[3]: 85)

Ia merasa senang dengan Islam, karena ia tahu bahwa ia adalah agama yang Allah ridhoi untuk manusia seluruhnya. Maka ia berusaha mengkaji Islam, mempelajari Islam, menjalankan dalam kehidupan sehari-harinya, terlihat pakaiannya Islam, terlihat ia dalam tingkah lakunya tingkah laku Islam, terlihat dalam adabnya adab Islam, terlihat didalam keyakinannya keyakinan Islam, bahkan dalam seluruhnya ia betul-betul ingin menjadi Islam kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Seorang Muslim yang menyatakan “Aku ridho Islam sebagai agama”, maka akankah ia kemudian tidak merasa ridho dengan aturan yang Allah turunkan berupa aturan Islam yang sangat indah ini? Seorang Muslim tentu ia sangat ridho dengan Islamnya. Karena kalau kita perhatikan, Islam itu agama yang sangat indah sekali, yang senantiasa memerintahkan segala macam kebaikan dan melarang dari  berbagai macam keburukan.

Islam mengajarkan kepada kita keadilan, Islam memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada manusia, berbakti kepada orang tua, menyambung silaturahim, berkata yang baik, dan tidak menjadikan kita sebagai orang-orang yang senantiasa mengharapkan kehidupan dunia, karena orientasi Islam adalah kehidupan akhiratnya.

Ketika seseorang mengharapkan kehidupan akhirat, maka Allah pun perbaiki kehidupan dunianya.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jum’at: Cara Mendapatkan Ridho Allah

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Kemudian ia berkata:

وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

“Dan aku ridho Nabi Muhammad sebagai Nabiku”

Maka ia jadikan Rasulullah sebagai suri tauladan dalam hidupnya. Allah berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّـهَ كَثِيرًا ﴿٢١﴾

Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah dan kehidupan akhirat dan senantiasa berdzikir kepada Allah.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Ia ridho Rasulullah sebagai Nabinya, maka ia pun berusaha menghidupkan sunnah-sunnahnya. Terlihat dalam pakaiannya sunnah Rasulullah, terlihat didalam shalatnya sunnah Rasulullah, terlihat dalam makanannya sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ia berusaha untuk mempelajari hadits-haditsnya, bahkan dia merasa gembira dengan mempelajari hadits-hadits Rasul. Karena ia mencintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia ridho Nabi Muhammad sebagai Nabinya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada di dadanya menjadi sesuatu yang luar biasa yang sangat ia cintai dari seluruh manusia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ia dahulukan pendapatnya dibandingkan pendapat seluruh manusia di dunia ini. Ia tidak pernah ridho untuk mendahulukan pendapat manusia diatas pendapat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Itulah orang-orang yang ridho Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai Nabinya. Yang senantiasa ia merasa bahwasannya dia adalah pengikut Rasulullah. Maka ia ikuti semua yang Rasulullah ajarkan kepadanya.

Saudaraku sekalian, siapa yang mengucapkan ini:

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

“aku ridho kepada Allah sebagai Robb, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi.”

Maka kemudian ia baca setiap pagi dan petang, kata Rasulullah, “Ia berhak untuk mendapatkan keridhoan Allah pada hari kiamat.”

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن التَّوَّابِين
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن المتَّقِين
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

عباد الله:

Download Khutbah Jum’at Cara Mendapatkan Ridho Allah

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46881-khutbah-jumat-cara-mendapatkan-ridho-allah/